SELAMAT DATANG DI 6LASKAR PELANGI | Kumpulan tips dan trick | free Full Crack Software download - Tinggalkan Jejak Anda pada Kotak Komentar kami- Terima Kasih atas kunjungan Anda
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Sunday, July 8, 2012

Unsur Matematika yang terdapat pada batik

Batik tidak hanya kaya akan filosofi. Batik juga kaya akan penghitungan matematika. Tampaknya nenek moyang kita telah meninggalkan jejak matematika fractal pada kain batik Indonesia.

Adalah M Lukman, Yuri Hariadi alumnus ITB, dan Nancy Margried alumnus Universitas Padjadjaran Bandung membentuk Pixel P
eople Project untuk melakukan penelitian itu.

Apa itu fractal? Fractal adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari teknik perulangan.

Batik fractal adalah proyek awal Pixel Project. Nancy mengungkapkan ide munculnya batik fractalsaat ia bersama Yun dan Luki (Lukman) membicarakan objek yang unik untuk dijadikan desain. Luki yang menjadi desainer senang menggambar objek unik. la sering menggambar robot atau tokoh komik dengan teori matematika fractal. Pada suatu ketika Nancy meminta agar Luki menggambar objek yang lebih organis seperti tumbuhan. Luki melukiskan gambar organik, yang kemudian tampak seperti batik.

Yun yang ahli matematika sepakat untuk meneliti kemungkinan batik-batik di Indonesia memiliki unsur matematika. Dari situ, mereka mulai mengumpulkan beragam motif batik untuk dianalisis dari sudut pandang matematika. Sebanyak 300 motif batik dianalisis. Mereka juga berkonsultasi dengan Achmad Haldani yang terkenal sebagai ahli batik tradisional di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

"Ternyata dari hasil penelitian itu setiap batik tradisional memiliki unsur matematika. Ketika diaplikasikan ke komputer dengan menggunakan rumusan matematika fractal, terdapat kesamaan," kata Nancy.

Dengan rumus matematika fractal itulah batik-batik tradisional itu bisa dikembangkan dan dimodifikasi. Mereka kemudian menyebut batik hasil modifikasi itu sebagai motif batik fractal.

Sekitar 300 batik yang tersebar di Indonesia telah diteliti lalu didesain ulang lewat komputer dengan menggunakan peranti lunak open source khusus, yaitu J-Batik.

Hasil riset komprehensif yang dikembangkan lewat analisis fractal, menurut Luki, bisa menjadi pembuktian sahih bahwa akar batik memang berasal dari Indonesia. "Pembuktian itu benar bahwa batik bukan dari negara lain, tapi dari Indonesia. Dengan riset itu pula bisa membantu prediksi terhadap perkembangan motif batik Indonesia di masa depan," jelas Luki.

Inovasi yang terbilang sebagai sebuah terobosan baru di Iridonesia itu sangat menggembirakan. Apalagi desain pertama mereka bisa dipamerkan dalam ajang konferensi internasional seni generatif di Milan, Italia, akhir 2007 lalu.
"Dan kami satu-satunya yang menampilkan warisan tradisional dalam pameran itu. Responsnya pun sangat bagus," imbuh Luki. 

Apalagi saat ini desain-desain batik fractal mereka telah masuk ranah industri. Rumah Batik Komar di Bandung telah bekerja sama dengan Pixel dalam mengembangkan batik fractal itu. Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman pun menjadi salah satu pelanggan favorit batik fractal.

Nancy dan Luki menambahkan, setiap satu motif batik tradisional bisa didesain ulang dan dikembangkan menjadi ribuan motif baru. Namun, ada pula kendalanya di lapangan. "Tidak semua perusahaan alat batik bisa menciptakan alat batik yang cukup rumit. Jadi kalau motifnya mau dikembangkan lebih rumit lagi, takutnya malah tidak bisa dicetak," kata Nancy yang menjadi kepala bisnis dalam perusahaan mereka. 

Keterbatasan itu membuat Luki selaku pencipta desain akan menciptakan desain lebih sederhana.

12 Kaum yang Dibinasakan Allah

Dalam Alquran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.

1. Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).


2. Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).


3. Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).


4. Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).


5. Kaum Nabi Syuaib
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).


6. Firaun
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).


7. Ashab Al-Sabt
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).


8. Ashab Al-Rass
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. 

Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).


9. Ashab Al-Ukhdudd
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).


10. Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).


11. Kaum Tubba'
Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).


12. Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).

Siap-siap Jelang Kiamat Internet

TEMPO.CO , Jakarta -Ancaman kiamat Internet tinggal hitungan hari. Tepatnya 9 Juli 2012, sekitar 500 ribu peranti keras yang terinfeksi bisa mati total karena serangan malware DNS. DNS atau Domain Name System adalah layanan Internet yang mengubah nama domain seperti www.tempo.co menjadi kode angka, sehingga antarkomputer bisa saling berkomunikasi.
Tapi, sejumlah penjahat telah menginfeksi dunia cyber dengan malware bernama DNSChanger.  
"Virus ini memungkinkan penjahat dunia maya bisa mengendalikan server DNS. Akibatnya pencoleng jagat cyber ini bisa mengacaukan akses Internet pemilik komputer dan membahayakan interaksi antarkomputer yang telah terinfeksi".
Namun tenang ada cara untuk mengecek penyebaran serangan ini. Pertama bukalah situs www.dns-ok.us. Laman ini akan menunjukkan apakah komputer terjangkit malware. Jika tertulis DNS Resolution = Green, berarti komputer aman. Tapi jika DNS Resolution berwarna merah, hati-hati itu indikator awal terinfeksi.
Tak hanya situs www.dns-ok.us, Google pun membuat sebuah aplikasi yang memperingatkan ancaman ini. Mesin pencari raksasa ini akan menampilkan peringatan bagi komputer yang terindikasi kena malware jika membuka google.com. Dalam peringatan tersebut, Google juga menambahkan tautan untuk menghapus serangan malware.
Google memprediksi sekitar 500 ribu lebih komputer sudah terinfeksi DNSChanger Trojan. Sejumlah ahli keamanan komputer sebenarnya sudah memenangkan gugatan tentang akses pengendalian infrastruktur yang dikelola para peretas trojan itu. Sayangnya kemenangan mereka tahun lalu itu tidak diikuti dengan izin mematikan infrastruktur menjelang kiamat Internet, 9 Juli 2012.
Pada Maret 2012, FBI telah mendapatkan izin dari pengadilan untuk membiarkan server membersihkan DNS mereka sendiri. Solusi ini bersifat sementara karena mengizinkan korban untuk membersihkan DNS mereka dan mengembalikan ke pengaturan normal DNS. Tapi hanya sampai 9 Juli 2012, komputer yang masih terinfeksi DNSChanger tetap akan menerima kiamat Internet
FBI.GOV | KREBSONSECURITY | 

Saturday, July 7, 2012

Fasilitas Militer Bawah Tanah Terbesar di Dunia

Terletak di Swedia, Muskö merupakan salah satu fasilitas militer bawah tanah terbesar di dunia. yang Dipergunakan untuk Pangkalan Angkatan Laut. Dibangun di bawah gunung batu granit, so pasti mustahil dihancurkan meriam, bom penghancur bunker bahkan rudal nuklir sekalipun.
Fasilitas Militer Bawah Tanah Terbesar di Dunia
Musko digunakan untuk pembuatan kapal Fregat, Kapal Perusak dan kapal selam mempunyai dermaga terpanjang mencapai 350 meter. Ada tempat perbaikan kapal, rumah sakit, diningrooms, barak, mall, meeting room dll, semua di bawah gunung. Ada rumah sakitnya juga. Jika terjadi perang ribuan tentara terluka/cedera bisa dirawat di dalamnya dengan kapasitas rumah sakit mencapai 1000 tempat tidur.
Fasilitas Militer Bawah Tanah Terbesar di Dunia

Monday, July 2, 2012

Biografi Ulysses Simpson Grant

 The best evidence of the changes that had occurred in warfare from Jomini to Clausewitz can be found in the campaigns of Robert E. Lee and Ulysses S. Grant. The latter was born Hiram Ulysses Grant in Ohio but through confusion at West Point he became Ulysses Simpson Grant. Appointed to the military academy, he found it distasteful and hoped that Congress would abolish the institution, freeing him. He excelled only in horsemanship for that he had displayed a capability early in life and graduated in 1843, 2lst out of 39 graduates. Posted to the 4th Infantry, since there were no vacancies in the dragoons, he served as regimental quartermaster during most of the Mexican War. Nonetheless he frequently led a company in combat under Zachary Taylor in northern Mexico.
        He came to greatly admire his chief but was transferred with his regiment to Winfield Scott's army operating from the coast. He received brevets for Molino del Rey and Chapultepec. With the resumption of peace he was for a time stationed in Mexico, a country which he came to admire greatly, and then was posted to the West coast. Separated from his wife, he tried numerous business ventures to raise enough capital to bring her to the coast but proved singularly unsuccessful. On July 31, 1854, he resigned his captaincy amid rumors of heavy drinking and warnings of possible disciplinary action by his post commander. 
        His return to civilian life proved unsuccessful. Farming on his father-inlaw's land was a failure, as was the real estate business and attempts to gain engineering and clerk posts in St. Louis. He finally became a clerk in a family leather goods store in Galena, which was run by his two younger brothers. Before he had been there long the Civil War broke out. Offering his services to the War Department and to General George B. McClellan in Ohio, he met with no success in gaining an appointment. 
        After organizing and mustering state volunteers and with the aid of local Congressman Elihu B. Washburne, he got his second military career off to a start. His assignments included: colonel, 2Ist Illinois (June 17, 1861); brigadier general, USV (July 31, 1861, to rank from May 17); commanding District of Ironton, Western Department (August 8-21, 1861); commanding U.S. Forces Jefferson City, Western Department (August 21-28, 1861); commanding Post of Cape Girardeau, Western Department (August 30-September 1, 1861); commanding District of Southeast Missouri, Western Department (September 1 - November 9, 1861); commanding District of Southeast Missouri, Department of the Missouri (November 9 -December 23, 1861); commanding District of Cairo, Department of the Missouri (December 23, 1861-February 21, 1862); major general, USV (February 16, 1862); commanding District of West Tennessee, Department of the Missouri (February 21 - March 11, 1862); commanding District of West Tennessee, Department of the Mississippi (March 11 - April 29 and June 10 - October 16, 1862); second-in-command, Department of the Mississippi (April 29 - June 10, 1862); commanding Army and Department of the Tennessee (October 16, 1862 - October 24, 1863); also commanding 13th Corps, Army of the Tennessee (October 24 -December 18, 1862); major general, USV (July 4, 1863); commanding Military Division of the Mississippi (October 18, 1863-March 18, 1864); lieutenant general, USA (March 2, 1864); commander-in-chief, United States Army (March 12, 1864 - March 4, 1869); general, USA (July 25, 1866); secretary of war ad interim (August 17, 1867 January 14, 1868); and President of the United States (March 4, 1869 - March 4, 1877). 
        When Kentucky's fragile neutrality was falling apart, Grant moved quickly from his Cairo, Illinois base to take Paducah, Kentucky at the mouth of the Tennessee River. His subsequent action at Belmont, Missouri, turned into a defeat following early success. In a joint operation with the navy his land forces arrived too late to take part in the capture of Fort Henry but at neighboring Fort Donelson a major engagement was fought by the ground forces, defeating a Confederate breakout attempt. When asked for terms his reply earned him the nickname "Unconditional Surrender" Grant. He got in hot water with his superior, Henry W. Halleck, over reports not being filed and his unauthorized trip to Nashville. Ordered to remain at Fort Henry while his forces advanced up the Tennessee, he was restored to field command upon the injury of General Charles F. Smith. Surprised by the Confederate attack at Shiloh-William T. Sherman was in charge on the field at the time-Grant recovered to score a major victory on the second day. 
        Again in trouble with Halleck, he was demoted to second-in-command of Halleck's field army in the slow advance on Corinth, Mississippi. Subsequently restored to command, he was thwarted in his attempt to reach Vicksburg by following the railroads through central Mississippi when his supply base at Holly Spring was destroyed by Confederate cavalry. Over the next months he tried various routes to get at the river city but didn't launch his final thrust until late April 1863. In a brilliant manner he shifted his troops south of the city and advanced on Jackson to defeat Joseph E. Johnston before scoring two victories over Pemberton at Champion's Hill and Big Black River Bridge - and finally besieging Vicksburg. With the July 4, 1863, capitulation of the city he was awarded a major generalcy in the regular army. His return was complete.
        After some minor operations in Mississippi he was given charge of all the armies in the West and raised the siege of Chattanooga and sent Sherman to raise that of Knoxville. That winter he was appointed to the re-created grade of lieutenant general and given command of all the Union armies. He also received the thanks of Congress. Making his headquarters with George G. Meade's Army of the Potomac, he hammered away at Lee - the devout follower of jomini - in his Overland Campaign. Despite heavy losses at the Wilderness, Spotsylvania, and Cold Harbor, Grant kept going. His attack at the latter was one of two movements he wished he had never ordered (the other was at Vicksburg). Swinging south of Richmond he besieged Petersburg and after a 10-month siege took both cities. Pursuing Lee to Appomattox, he had virtually ended the war. Meanwhile, the other armies under his direction had torn the Confederacy apart. 
        In the postwar reorganization of the army he was promoted to full general in 1866 and oversaw the military portion of Reconstruction and the reduction of the army. During Andrew Johnson's fight with the Radical Republicans in Congress Grant was in an awkward position. He was ordered to replace the suspended Edwin M. Stanton as secretary of war, in violation of the Tenure of Office Act. He weathered the storm and became the party's nominee for president in 1868. Elected, he served two terms during which-although he personally remained untainted-there were many scandals, especially in relation to the Whiskey Tax and the appointment of Indian agents. Despite his interest in creating a peace with the Indians, Custer's Massacre occurred during his tenure. Also the freedmen lost much ground during his term, as the white supremacists regained control in the Southern states. During his term the problems with England evolving from the Civil War were resolved and an attempt to gain Santo Domingo for the United States failed. Thwarted for a third term, he embarked on a two-year tour around the world, which took on the appearance of a political campaign. Denied renomination in 1880, he was involved in a number of unsuccessful ventures, the worst of which-in the brokerage firm of Grant & Ward-wiped him out. He then wrote his excellent Personal Memoirs of U.S. Grant, while dying of cancer of the throat. His family realized profits of almost $450,000. Shortly before his death at Mount McGregor, New York on July 23, 1885, he had been placed on the retired list with the rank of general in order to ease his financial situation. His remains lie in a mausoleum on the Riverside Drive in New York City.
Source: "Who Was Who In The Civil War" By Stewart Sifakis

United States Declaration of Independence


United States Declaration of Independence
1823 facsimile of the engrossed copy
1823 facsimile of the engrossed copy
CreatedJune–July 1776
RatifiedJuly 4, 1776
LocationEngrossed copy: National Archives
Rough draft: Library of Congress
Author(s)Thomas Jefferson et al.(Engrosser: ProbablyTimothy Matlack)
Signatories56 delegates to theContinental Congress
PurposeTo announce and explain separation from Great Britain[1]
The Declaration of Independence was a statement adopted by the Continental Congress on July 4, 1776, which announced that the thirteen American colonies, then at war with Great Britain, regarded themselves as independent states, and no longer a part of the British Empire.John Adams put forth a resolution earlier in the year which made a formal declaration inevitable. A committee was assembled to draft the formal declaration, to be ready when congress voted on independence. Adams persuaded the committee to select Thomas Jefferson to compose the original draft of the document,[2] which congress would edit to produce the final version. The Declaration was ultimately a formal explanation of why Congress had voted on July 2 to declare independence from Great Britain, more than a year after the outbreak of the American Revolutionary War. The Independence Day of the United States of America is celebrated on July 4, the day Congress approved the wording of the Declaration.
After ratifying the text on July 4, Congress issued the Declaration of Independence in several forms. It was initially published as a printed broadside that was widely distributed and read to the public. The most famous version of the Declaration, a signed copy that is usually regarded as the Declaration of Independence, is displayed at the National Archives in Washington, D.C.Although the wording of the Declaration was approved on July 4, the date of its signing was August 2.[3] The original July 4 United States Declaration of Independence manuscript was lost while all other copies have been derived from this original document.[4]
The sources and interpretation of the Declaration have been the subject of much scholarly inquiry. The Declaration justified the independence of the United States by listing colonial grievances against King George III, and by asserting certain natural and legal rights, including aright of revolution. Having served its original purpose in announcing independence, the text of the Declaration was initially ignored after the American Revolution. Since then, it has come to be considered a major statement on human rights, particularly its second sentence:
We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness.
This has been called "one of the best-known sentences in the English language"[5], containing "the most potent and consequential words in American history."[6] The passage came to represent a moral standard to which the United States should strive. This view was notably promoted by Abraham Lincoln, who considered the Declaration to be the foundation of his political philosophy, and argued that the Declaration is a statement of principles through which the United States Constitution should be interpreted.[7] It has inspired work for the rights of marginalized people throughout the world.

From Wikipedia, the free encyclopedia

Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Tersembunyi

Sebuah tulisan ternyata bisa mengisyaratkan kejadian masa lalu. Itulah yang kita sebut sejarah. dari sanalah kita bisa tahu banyak hal. Kita bisa mengetahui sejarah masa lalu dari  bukti-bukti yang tertulis baik berupa buku, atau tanda-tanda lain seperti tulisan pada  batu nisan, logo, koin dan lain sebagainya. Namun adakalanya, sejarah menjadi rusak akibat ulah sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab,
Dahulu kala, sebelum bangsa Indonesia lahir, ada sebuah kerajaan hebat di nusantara yang bernama Majapahit. Maka ingatan kita langsung tertuju pada seorang Patih Gajah Mada yang terkenal dengan “Sumpah Palapa”-nya. Ia berjanji tidak akan berhenti sebelum bisa mempersatukan seluruh kerajaan-kerajan di Nusantara. Namanya kini diabadikan menjadi nama salah satu universitas negeri di Yogyakarta.  Lalu, apa yang bisa anda ingat tentang Kerajaan Majapahit dan Patih Gajah Mada tersebut? Dalam buku-buku sejarah yang kita baca semasa sekolah dulu, dijelaskan bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar di nusantara. Wilayahnya meluas bahkan sampai ke Asia Tenggara. Namun, benarkah demikian?
Pernyatan-pernyataan ini tentu bukan sekedar omong kosong belaka. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta sengaja melakukan penelitian untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka tim ini kemudian menerbitkan hasil penelitiannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’. Berikut diantara hasil penelitian tersebut:
  1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah  Muhammad Rasulullah’. Sebagaimana kita ketahui, koin merupakan sebuah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Maka sungguhlah mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan Hindu memiliki koin yang bertuliskan kalimat tauhid seperti ini.
  2. Pada batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrabim (Sunan Gresik) terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama Islam) kerajaan Majapahit. Hal ini menunjukkan bahwa Agama Islam merupakan agama resmi kerajaan tersebut.
  3. Lambang kerajaan Majapahit berupa delapan sinar matahari dengan beberapa tulisan arab yakni sifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan Dzat. Mungkinkah sebuah kerajaan Hindu memiliki logo/lambang resmi bertuliskan kata-kata arab seperti in?
  4. Pendiri kerajaan Majapahit yakni Raden Wijaya ternyata seorang muslim. Beliau adalah cucu dari Prabu Guru Dharmasiksa, seorang Raja Sunda sekaligus ulama Islam Pasundan yang hidup selayaknya seorang sufi. Sedangkan neneknya merupakan seorang muslimah keturunan penguasa Kerajaan Sriwijaya. Meskipun Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana(menggunakan bahasa sansekerta yang lazim digunakan saat itu), tidak lantas menjadikan beliau seorang pemeluk Hindu. Gelar seperti ini (menggunakan bahasa sansekerta) ternyata masih juga digunakan oleh raja-raja muslim jawa zaman sekarang seperti Hamengkubuwono dan Paku Alam di Yogyakarta serta Pakubuwono di Surakarta/Solo.
  5. Patih kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya, Patih Gajah Mada juga seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada (terlihat lebih Islami, bukan?). Hanya saja, orang jawa saat itu sulit mengucapkan nama tersebut. Mereka menyebutnya Gajahmada untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah Mada (walaupun hal ini salah). Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada. Konon, kekuasaannya sampai ke Malaka (sekarang masuk wilayah Malaysia). Setelah mengundurkan diri dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada nisan makam Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.
  6. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Timur tengah pun berada dalam situasi konflik yang tidak menentu. Terjadilah eksodus besar-besaran (pengungsian) kaum muslim dari Timur Tengah (tetutama keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan sebutan alawiyah). Mereka menuju kawasan Nuswantara (atau Nusantara) yang kaya akan sumber daya alamnya. Mereka pun menetap dan melanjutkan keturunan yang sebagian besar menjadi penguasa kerajaan-kerajaan di nusantara, termasuk kerajaan Majapahit.
Itulah beberapa fakta mengejutkan yang tersembunyi dari kerajaan Majapahit. Anda terkejut? Saya pun demikian. Mengapa bisa terjadi kesalahan seperti ini? Kita tahu, kawasan nusantara saat itu dikuasai penjajah Belanda yang kafir. Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.
Mengetahui fakta mengejutkan tentang Patih Gajah Mada (nama aslinya Gaj Ahmada), dan Kerajaan (Kesultanan) Majapahit  ini saya sangat bahagia. Satu lagi, tokoh menakjubkan yang mewarnai bangsa ini ternyata seorang muslim. Diantaranya
  • Kapitan Patimura, pahlawan dari Maluku yang ternyata seorang muslim (nama aslinya Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulesy), 
  • Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok yang melakukan pelayaran besar-besaran di dunia (termasuk Indonesia) yang juga seorang muslim (namanya menjadi Muhammad Cheng Ho), 
  • Patih Gajah Mada yang diketahui seorang muslim (nama aslinya Gaj Ahmada). Kita lihat saja nanti, apakah penelitian ini benar atau tidak, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Wallahu A’lam.
 sumber :http://www.islamedia.web.id/2010/10/kesultanan-majapahit-fakta-sejarah_27.html

 
free counters
Future Google PR for 6laskar-pelangi.blogspot.com - 3.11 Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits!
[Valid RSS]